Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap T (3)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap + Artinya yang Diawali dengan Huruf "T" - Bagian 3 dari 4


81. Terbujur lalu terbelintang patah.
Siapa menentang akan binasa dan siapa yang menurut akan selamat.  

82. Terbulang di ayam betina.
Menyuruh orang yang dikira pemberani, ternyata sangat penakut.       

83. Terdorong jejak menurun, tertukik jejak mendaki.
Suatu masalah yang sudah jelas; cukup dengan tanda buktinya.

84. Terdorong kata minta dipulangkan, terdorong langkah minta dikembalikan.
Apabila ada yang salah, mohon dimaafkan.         

85. Terentak ruas ke buku.
Kehilangan akal       

86. Terikat kaki tangan.
Tidak bisa berbuat apa-apa karena di bawah kekuasaan orang lain.

87. Terkatung-katung macam biduk patah kemudi.
Seseorang yang hidup di perantauan dan tidak ada seorang pun yang menolong.        

88. Terkena pada ikan, bersorak, terkena pada batang, masam.
Bersahabat jika sedang mendapatkan untung saja.        

89. Terlalu tinggi jatuh, terlalu panjang patah.
Seseorang yang meninggikan dirinya sesekali akan jatuh juga.

90. Terlampau cepat jadi lambat.
Pekerjaan apapun jika diselesaikan dengan tergesa-gesa pasti akhirnya akan jadi lambat.

91. Terlampau kadang mentah.
Orang yang terlalu melebih-lebihkan dirinya, akhirnya kurang baik.      

92. Terlampau lurus kurus, terlampau cerdik terdekik.
Pandai-pandailah kita membawa diri agar badan tidak mendapatkan kesusahan.        

93. Terlampau panggang jadi angus.
Perihal orang yang terlalu meninggikan diri sendiri, akhirnya mendapat kesulitan atas kelakuannya sendiri.  

94. Terlihat ikan dalam air, telah tentu jantan betinanya.
Sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang akan terjadi.

95. Terlongsong perahu  dapat terbalik, terlongsong cakap tak dapat dibalik.
Berhati-hati dalam setiap perkataan, karena sesuatu yang pernah diucapkan tidak dapat ditarik kembali.    

96. Terpijak arang hitam tampak.
Orang yang berbuat jahat pasti akan menerima hukuman.        

97. Terpijak di kapur putih tapak, terpijak di arang hitam tapak.
Orang yang sudah jelas berbuat salah pantas dihukum.  

98. Tersembunyi dibalik kata.
Punya maksud lain dari perkataannya.      

99. Tersesak padang ke rimba, tak dapat bergilir lagi.
Kehabisan akal untuk melakukan sesuatu sehingga tidak dapat melakukan apa-apa.   

100. Tersinggung lebih dari kena.
Belum kena apa-apa sudah marah.

101. Tertangguk di ikan sama dikeruntungkan, tertangguk di sampah sama dikirapkan.
Seia sekata, baik buruk sama-sama ditanggung.  

102. Tertumbuk biduk dikelokkan, tertumbuk kata dipikiri.
Jika salah dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sebaiknya cari jalan lain agar hasilnya bisa baik.

103. Tertumpang di biduk tiris.
Terlanjur melakukan pekerjaan yang merugikan. 

104. Tertungging bagai kodok dalam lubang.
Seseorang yang sangat miskin dan hidup menderita.      

105. Tiada beban dicari beban, pergi ke pulau batu digalas.
Mencari kesulitan yang seharusnya tidak terjadi. 

106. Tidak ada gunanya mencambuk kuda mati.
Adalah sia-sia dan buang-buang waktu apabila kita bertengkar mengenai hal yang sudah terjadi.     

107. Tiada berpisah antah dan beras.
Tiada tahu lawan atau kawan.       

108. Tiada biduk karam sebelah.
Jika seseorang mendapat kesusahan, keluarganya pun turut pula menderita.   

109. Tiada disangka akan mengaram, ombak yang kecil diabaikan.
Karena kelalaian masalah kecil bisa menjadi masalah besar.      

110. Tiada raja yang menolak sembah.
Tak ada orang yang tidak suka dihormati. 

111. Tiada tahu antah berkunyah.
Tidak merasa kalau perkataannya tidak patut untuk diucapkan. 

112. Tiada terkayuhkan lagi biduk di hilir.
Usaha yang tidak dapat dilanjutkan lagi karena tidak ada modal.

113. Tiap-tiap celaka ada gunanya.
Setiap masalah pasti ada hikmahnya yang bisa dipetik..  

114. Tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipicingkan, tiba di dada dibusungkan.
Perlakuan yang tidak adil terhadap dua orang yang sama-sama melakukan kesalahan.

115. Tiba di mata dipejamkan, tiba di perut dikempiskan.
Berlaku tidak adil, orang yang kesalahannya besar tidak dihukum, sementara orang yang kesalahanya kecil dihukum berat.        

116. Tidak ada kusut yang tak selesai, tak ada keruh yang tak jernih.
Tidak ada perselisihan yang tak dapat didamaikan asal kedua belah pihak sama-sama bermaksud baik.      

117. Tidak membesarkan air.
Tak ada yang bisa diharapkan atau tidak berguna.

118. Tidak berisi lagi sudah ditinggal koyaknya saja.
Tidak dipakai lagi karena sudah tidak berguna.

119. Tidak berpucuk di atas enau.
Memandang rendah orang lain.      

120. Tidak dirasuk menjeriau.
Perihal melakukan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini