Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap + Artinya yang Diawali dengan Huruf "S" - Bagian 7 dari 7
241. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga.
Sejauh-jauh merantau, kelak akan kembali juga ke kampung halamannya.
242. Siang bagai hari, terang bagai bulan.
Sesuatu yang sudah jelas, nyata keberadaannya.
243. Siang berpanas, malam berembun.
Perihal orang miskin yang tidak punya tempat tinggal.
244. Siang jadi angan-angan, malam jadi buah mimpi.
Perihal sesuatu yang selalu terbayang-bayang dalam ingatan.
245. Siapa cerdik tinggi naik, siapa calak menang berhitung.
Orang yang pandai atau cerdik kerap kali menyembunyikan kesalahannya sehingga orang jadi percaya kalau ia benar.
246. Siapa luka siapa menyiuk, siapa sakit siapa mengaduh.
Siapa pun yang bersalah pasti akan menerima hukuman.
247. Siapa makan cabai, dialah terasa pedas.
Siapa berbuat kesalahan, dialah yang menanggung akibatnya/hukumannya.
248. Siapa makan lada ia berasa pedas.
Siapa yang berbuat salah tentu akan mendapatkan hukuman.
249. Siapa yang berketuk, ialah yang berteluk.
Siapa yang berbuat jahat, dialah yang akan menerima balasannya.
250. Siapa yang kena cubit akan merasa pedih.
Orang yang merasa, jika ia disindir maka ialah yang bersalah.
251. Siapakah yang mau memperhujankan garam.
Tidak ada satu orangpun yang mau membuka aibnya sendiri/keluarga.
252. Siapa pun menjadi raja, tangan ke dahi juga.
Siapa pun menjadi pemimpin akan tetap dihormati.
253. Siar bakar berpuntung suluh.
Memutuskan sesuatu perkara setelah cukup bukti.
254. Sia-sia menjaring angin, terasa ada tertangkap tidak.
Pekerjaan yang sangat mustahil dan tidak mendatangkan hasil.
255. Silang berpangkal, kerja berjunjung.
Ada pemimpin dalam setiap pekerjaan agar urusan berjalan lancar.
256. Silap mata, pecah kepala.
Bila kurang berhati-hati dalam segala tindakan akan mendapatkan kesulitan.
257. Singkat minta diulas, panjang minta dikerat.
Menambah sesuatu yang kurang atau sebaliknya.
258. Sirih naik junjungan patah.
Perihal seseorang yang baru beruntung, tiba-tiba ditimpa musibah.
259. Sokong membawa rebah.
Mendapatkan kesusahan karena perbuatan teman sendiri.
260. Suara membelah bumi.
Suara yang sangat keras.
261. Suaranya seperti perian pecah.
Suaranya buruk, besar dan parau.
262. Sudah banyak makan kerak.
Sudah sering merasakan pahit getirnya kehidupan.
263. Sudah dianjung, dihempaskan.
Sudah diangkat atau disanjung, kemudian jatuhkan atau dihina.
264. Sudah gaharu, cendana pula, sudah tahu bertanya pula.
Sudah tahu tetapi masih bertanya lagi.
265. Sudah kelihatan belangnya.
Sudah tampak sifat buruknya/jeleknya.
266. Sudah lama makan buah jerami.
Sudah lama hidup dan telah banyak pengalaman.
267. Sudah lama makan garam.
Sudah berpengalaman.
268. Sudah lepas dari bahunya.
Sudah tidak menjadi tanggung jawabnya lagi
269. Sudah lulus baru melantai.
Setelah mendapat celaka baru insyaf.
270. Sudah panas berbaju pula.
Perihal seseorang yang kian bertambah susah.
271. Sudah terantuk baru menengadah.
Baru sadar setelah mendapat kesulitan.
272. Sudah tujuh duduk berjanda, sembilan beranak tiri, tercacak uban di gigi.
Sudah lama mendambakan sesuatu tetapi belum juga mendapatkannya.
273. Sumur digali air datang.
Cepat mendapatkan hasil dari pekerjaan yang diselesaikan.
274. Suri teladan kain.
Suatu aturan yang ditetapkan, selalu menjadi contoh.
No comments :