Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap + Artinya yang Diawali dengan Huruf "T" - Bagian 2 dari 4
41. Takut akan bayang-bayangnya sendiri.
Selalu merasa ketakutan karena ulah dan perbuatan sendiri.
42. Takut akan kutu dibuang kain.
Membuang yang besar hanya karena takut bahaya yang kecil.
43. Takut akan mayat, terpeluk bangkai.
Mendapat musibah baru setelah menghindari sesuatu yang sebenarnya tidak perlu ditakuti.
44. Takut titik, lalu tumpah.
Karena tidak mau rugi sedikitpun, akhirnya malah rugi lebih banyak.
45. Tali lilin tiga itu tak suang-suang putus.
Orang yang bersatu dalam melakukan suatu pekerjaan, selalu berhasil dalam usahanya.
46. Tamak hilang malu, loba dapat kebinasaan.
Orang yang berbuat jahat karena penghasilannya sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
47. Tambah air tambah sagu.
Jika pekerjaannya bertambah, maka akan bertambah pula penghasilannya.
48. Tampak benar lurah tak berbatu, ijuk tak bersagar.
Karena keadaannya yang susah, maka orang berbuat semaunya saja.
49. Tampak ijuk tak bersaga, lurah tak berbatu.
Seseorang yang tidak disegani dan dapat diperlakukan semena-mena, karena tidak ada famili yang akan melindunginya.
50. Tanam ilalang tak akan tumbuh padi.
Perbuatan yang jahat tidak akan berbuah kebaikan.
51. Tangan kanan jangan percaya akan tangan kiri.
Jangan terlalu percaya kepada sahabat, karena sahabat juga bisa mencelakakan kita apabila terjadi perselisihan.
52. Tangan mengencang, bahu memikul.
Siapa yang bersalah, dialah yang harus menerima hukumannya.
53. Tangguk rapat beruntung bolos.
Perihal seorang suami yang pandai mencari uang, tetapi isterinya pemboros.
54. Tanggung seperti kulit kambing, untuk rebana berlebih, untuk tabuh tak sampai.
Pengetahuan yang serba tanggung.
55. Tarik daun ambil buah.
Suatu perundingan yang dilakukan dengan ringkas dan tepat.
56. Tebal kulit muka.
Tidak punya rasa malu dan tidak berperasaan sama sekali.
57. Tegak meninjau jarah, duduk meraut ranjau.
Orang yang rajin tidak suka berdiam diri, pasti ada saja yang dikerjakan.
58. Tegang berjela-jela, kendur berdenting-denting.
Perihal orang yang bijaksana, apabila memberi perintah selalu melihat keadaan, waktu dan tempat. Tidak semena-mena.
59. Telaga mencari rimba.
Seorang gadis yang datang melamar laki-laki.
60. Telah berasap hidungnya.
Telah lama menderita kerugian, akhirnya mendapatkan keuntungan.
61. Telah berbau bagai embacang.
Masalah yang susah mulai menjadi mudah.
62. Telah ke tengah makan api.
Perihal perkara atau urusan yang sudah membesar dan sukar dihentikan.
63. Telah mendapat gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati.
Karena telah mendapatkan yang lebih baik, yang lama dilupakan walaupun telah berbuat jasa.
64. Telah terasa asam garamnya.
Telah merasakan pahitnya kehidupan.
65. Telinga bagai telinga rawah.
Tidak mendengar nasihat.
66. Telinga rabit, pasang subang di kaki.
Menghormati seseorang yang tidak pantas dihormati.
67. Telinga yang lembut itu kerap dipulas.
Orang yang penurut selalu dipermainkan orang yang berkuasa.
68. Telungkup sama termakan tanah, terlentang sama terminum air.
Semufakat, susah senang sama ditanggung.
69. Telunjuk juga mencocok mata.
Orang yang diberi kepercayaan malah merusak kepercayaan yang diberikan.
70. Telunjuk lurus kelingking berkait.
Tidak ikhlas, mempunyai maksud tertentu di balik kebaikannya.
71. Tempat berpijak sudah terbang, tempat bergantung sudah putus.
Telah kehilangan akal, karena orang yang biasa menolong sudah tidak ada lagi.
72. Tempat makan jangan diberaki.
Jangan menjelek-jelekkan orang yang telah berbuat baik kepada kita.
73. Tenung-tenung Pak Belalang.
Diterka-terka dan pura-pura tidak tahu, padahal ia sudah tahu benar di mana benda itu berada.
74. Tepuk berbalas, alang berjawat.
Setiap perbuatan selalu ada balasannya.
75. Tepuk dada, tanya selera.
Bila telah terdesak, pilih salah satu: melawan atau lari.
76. Terambil muka beruk.
Maksud hendak memperoleh pujian, tetapi celaan yang didapat.
77. Terapung sama hanyut, terendam sama basah.
Seia sekata, baik dan buruk sama-sama ditanggung.
78. Terapung tak hanyut, terendam tak basah.
Suatu masalah yang belum ada titik temunya.
79. Terbakar kampung kelihatan asap, terbakar hati siapa tahu.
Tidak ada yang bisa mengetahui isi hati seseorang.
80. Terbeli kerbau bertuntun.
Tertipu atau terkecoh karena tidak dilihat atau diteliti terlebih dahulu.
No comments :