Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap L (1)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap + Artinya yang Diawali dengan Huruf "L" - Bagian 1 dari 2


1. Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni.
Sama rata-sama rasa, seia-sekata, sehidup-semati.      

2. Ladang perahu di lautan, padang hati dipikiri.
Akal atau pikiran manusia lebih luas daripada lautan, maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya.

3. Lading tak tahu di majalnya.
Orang bodoh atau salah, tidak insyaf akan kesalahan atau kekurangannya (majal = tumpul).

4. Lain biduk lain di galang.
Lain soal, lain pula jawabannya.     

5. Lain dulang lain kaki, lain orang lain hati.
Masing-masing orang berlainan pendapat, kehendak, dan pandangan.   

6. Lain gatal, lain digaruk.
Lain yang diminta, lain pula yang diberi.

7. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.
Tiap-tiap negeri berlainan adat istiadatnya.

8. Lain luka dibebat.
Yang didapat lain dengan yang dimaksud.  

9. Lain sakit lain diobat, lain luka lain dibebat.
Lain yang diminta, lain pula yang diberikan. 

10. Laksana apung dipermainkan gelombang.
Terkatung-katung tidak menentu.

11. Laksana bunga dedap, sungguh merah berbau tidak.
Seseorang yang baik rupa dan tampan, tetapi tidak diindahkan orang, sebab buruk akhlaknya.

12. Laksana janda baru bangun tidur.
Perihal wanita yang sangat memikat hati laki-laki.

13. Laksana katak, sedikit hujan banyak bermain.
Orang yang suka membesar-besarkan masalah.  

14. Laksana kera dapat bunga.
Orang yang tidak bisa menghargai sesuatu karena tidak mengerti.       

15. Laksana kuku dengan daging.
Dua orang yang tidak dapat dipisahkan.    

16. Laksana wau melawan angin.
Melaksanakan sesuatu yang tidak akan pernah selesai.   

17. Lalu jarum lalu kelindan.
Kalau permintaan yang besar saja dikabulkan, apalagi permintaan yang kecil.  

18. Lalu penjahit lalu kelindan.
Bila sudah berhasil yang satu, biasanya yang lainnya akan berhasil juga (penjahit= jarum, kelindan= benang dari daun nanas).    

19. Lama hidup dapat dirasa, jauh berjalan banyak dilihat.
Sudah banyak pengalaman hidup.  

20. Lancak dilabuh.
Orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi gagah sekali.     

21. Lancar kaji karena diulang, pasar jalan karena diturut.
Sesuatu yang telah dibiasakan, menjadi mahir mengerjakannya.

22. Langit pula hendak disigi.
Melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat sama sekali (disigi = diterangi).     

23. Langit runtuh, bumi terbang.
Kehilangan tempat bergantung atau menumpangkan hidupnya.

24. Laut budi tepian ilmu.
Seseorang yang kaya ilmu. 

25. Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan.
Semua orang pasti pernah berbuat salah, walaupun cuma sekali.         

26. Laut pun ditimba akan kering.
Betapapun banyak harta, kalau selalu boros pastilah akan habis.

27. Lebih baik bermamak ketunggul dapat juga cendawan.
Paman yang pernah memberi pertolongan kepada kemenakannya.

28. Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata.
Lebih baik mati daripada menanggung malu.

29. Lebih baik berseteru dengan orang bijaksana daripada bersahabat dengan orang bebal.
Orang yang bijaksana tidak akan mau menganiaya musuhnya, tetapi berteman dengan orang bodoh, tidak ada faedahnya.   

30. Lebih baik mati berkalang tanah dari pada hidup bercermin bangkai.
Lebih baik mati daripada hidup menanggung malu/beban.

31. Lebih manusia karena akal, lebih burung karena sayap.
Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki kelebihan masing-masing.       

32. Lemah tak patah, lunak tak hancur.
Orang yang kelihatannya tak berdaya, tetapi tidak mudah untuk dikalahkan atau dipermainkan.       

33. Lempar batu sembunyi tangan.
Tidak bertanggung jawab dengan perbuatan yang dilakukan.     

34. Lepas bantal berganti tikar.
Seorang laki-laki yang telah kawin dengan keluarga istrinya, karena istri meninggal.   

35. Lepas dari mulut buaya, masuk ke dalam mulut harimau.
Terlepas dari kemalangan yang kecil, datang lagi kemalangan yang lebih besar.         

36. Lewat dimanis masam, lewat diharum busuk.
Perihal hubungan atau persahabatan yang pada awalnya sangat karib, tapi akhirnya jadi renggang dan berselisih paham.

37. Licin bagai belut.
Tak pernah tertangkap karena sangat cerdik dan waspada.

38. Lidah biawak.
Orang yang tidak mempunyai pendirian yang tetap.       

39. Lidah tiada bertulang.
Mudah sekali mencela orang lain, tetapi melaksanakannya tidak bisa.   

40. Lihat anak pandang menantu.
Mencari menantu yang sepadan dengan anak kita, supaya kelak mereka berbahagia.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini