Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap B (5)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap yang Diawali dengan Huruf "B" Disertai dengan Artinya - Bagian 5 dari 8


161. Benci akan tikus, rangkiang dibakar.
Karena benci kepada seseorang yang bersalah, kaum yang tidak berdosa dihukum semuanya. Rangkiang = lumbung padi.

162. Beraja di hati, bersultan di mata.
Selalu menuruti kata hati dalam melakukan suatu pekerjaan.    

163. Berjalan selangkah menghadap surut, berkata sepatah dipikirkan.
Apabila kita berkata, hendaklah hati-hati supaya jangan ada kata-kata yang menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain  

164. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Berjuang dahulu baru bersenang-senang.  

165. Beranak tiada berbidan.
Ditimpa musibah karena perbuatannya sendiri.

166. Berani karena benar, takut karena salah.
Berani berbuat dan menanggung risiko apapun untuk membela kebenaran.

167. Berani malu, takut mati.
Orang yang melakukan perbuatan terlarang, tetapi akhirnya menyesal juga.   

168. Berani menjual, berani membeli.
Bertanggung jawab dengan risiko perbuatannya sendiri.  

169. Berapa berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Betapa pun susahnya melihat penderitaan orang lain, lebih susah lagi orang yang menanggungnya   

170. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Sama-sama merasakan bahagia maupun susah/senasib sepenanggungan.      

171. Berbalik-balik bagai kuda tercirit.
Masalah yang sudah terselesaikan tetapi timbul kembali. 

172. Berbau bagai embacang, berjejak bagai berkik.
Suatu kejahatan yang cukup dengan bukti-buktinya, sulit untuk disembunyikan.         

173. Berbenak di empu kaki.
Tidak memperdulikan baik dan buruk.      

174. Berbilang dari esa, mengaji dari alif.
Mengerjakan sesuatu harus dari awal/permulaan, seterusnya sampai selesai.  

175. Berbuat baik berpandai-pandai, berbuat jahat jangan sekali.
Berbuat baik itu hendaklah ada batasnya, dan berbuat jahat jangan sekali-kali dikerjakan.    

176. Berbukit di balik pendakian.
Baru saja terlepas/terbebas dari masalah, datang lagi masalah yang lain.       

177. Berbulu mata melihat ulat.
Benci sekali melihat wajahnya.      

178. Bercerai bagai akan demam, bercampur bagai akan muntah.
Perihal persaudaraan, sangat rindu apabila berjauhan, dan selalu bertengkar bila berdekatan.

179. Berdiang di abu dingin.
Minta pertolongan kepada orang yang miskin/yang tak bisa menolong   

180. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Mempunyai derajat yang sama.     

181. Berenang di air dalam.
Perihal orang kaya yang dapat melakukan kesukaannya dengan tidak terhalang oleh hartanya.

182. Bergalah hilir tertawa buaya, bersuluh di bulan terang tertawa harimau.
Melakukan pekerjaan yang tidak berguna, tentu akan dicemooh/ditertawakan orang yang pandai/berakal.

183. Bergantung pada akar lapuk.
Mengharapkan bantuan kepada orang yang tak sanggup membantu.    

184. Bergantung pada sehelai rambut.
Perihal seseorang yang berada dalam bahaya besar.      

185. Bergetar bibirnya.
Kata-katanya/bicaranya menarik hati; apa yang dikatakan adalah kebenaran. 

186. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi.
Pengetahuan yang tidak sempurna dipelajari, tentu tidak akan mendatangkan faedah.

187. Berhakim kepada beruk.
Meminta pertimbangan kepada orang yang tamak.        

188. Berjalan ber-nan tua, berlayar bernahkoda.
Mengerjakan suatu pekerjaan yang besar hendaknya dengan pimpinan yang lebih paham dalam urusan tersebut.      

189. Berjalan peliharalah kaki, berkata peliharalah lidah.
Haruslah diingat bahwa langkah yang salah dan perkataan yang tidak patut bisa mendatangkan kesusahan.

190. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Dalam nengerjakan sesuatu kita harus berusaha sekeras-kerasnya agar yang kita inginkan bisa tercapai.   

191. Berjalan selangkah menghadap surut, berkata sepatah dipikiri.
Sebelum mengerjakan atau mengatakan sesuatu, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya.      

192. Berjalan tidak sedang selangkah, berkata tidak sedang sepatah.
Mengulang kembali pembicaraan sesuatu hal, karena keputusan yang telah lalu belum memuaskan. 

193. Berjenjang naik bertangga turun.
Suatu pekerjaan atau urusan hendaknya dikerjakan menurut peraturan yang berlaku.

194. Berkata di bawah-bawah, mandi dihilir-hilir.
Belum dewasa.

195. Berkata peliharalah lidah, berjalan peliharalah kaki.
Sebelum berbicara atau melakukan sesuatu alangkah baiknya dipikirkan terlebih dahulu.

196. Berkata siang melihat-lihat, berkata malam mendengar-dengar.
Jika mau mengutarakan sesuatu, sebaiknya berhati-hati.

197. Berkawan dengan orang alim menjadi alim, berkawan dengan pencuri menjadi pencuri.
Carilah kawan yang baik akhlaknya.

198. Berkayuh sampai ke hilir.
Menyelesaikan dua tiga pekerjaan dalam waktu yang sama.

199. Berkelahi dengan orang yang tak berambut.
Bertengkar dengan orang yang rendah atau lebih bodoh dari kita.

200. Berkerat rotan, berpatah arang.
Orang yang tak pernah mau berdamai.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini