Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap B (6)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap yang Diawali dengan Huruf "B" Disertai dengan Artinya - Bagian 6 dari 8


201. Berkotek di luar sangkar, bertanam di luar pagar.
Mendapatkan kesaksian setelah perkara diputuskan.      

202. Berlayar dengan nakhoda, berjalan dengan yang tahu, berkata dengan yang pandai.
Dalam melakukan suatu pekerjaan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya agar tidak terjadi kesalahan yang merugikan diri sendiri.     

203. Berlindung di balik lalang sehelai.
Hendak menyembunyikan sesuatu hal, tetapi dapat juga diketahui orang.       

204. Bermain air basah, bermain api angus.
Setiap pekerjaan itu ada resikonya.

205. Bermain-main dengan kerbau, dilontarnya muka dengan ekor.
Dalam bergaul kita harus berhati-hati, karena pergaulan yang bebas dapat menjerumuskan kita.     

206. Bermulut di mulut orang.
Menurut saja apa yang dikatakan orang lain.       

207. Bernasi dibalik kerak.
Perkara yang belum selesai sudah datang masalah yang baru.   

208. Beroleh gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati.
Perihal seseorang yang memperoleh barang bagus, sehingga ia tidak lagi memperdulikan barangnya yang lama.         

209. Beroleh lumpur di tempat yang kering.
Mendapatkan kesulitan yang tidak diduga. 

210. Beroleh sehasta hendak sedepa.
Diberi sedikit tetapi hendak minta yang banyak.   

211. Berpadang luas, beralam lapang.
Perihal seseorang yang berilmu pengetahuan banyak dan sabar.

212. Berpaut sehasta tali.
Karena masih terikat perjanjian, tidak dapat berbuat sekehendak hati.

213. Berteguran dahulu maka berkenalan, mendaki dahulu maka tahu lelah.
Kesadaran itu akan timbul setelah merasakan penderitaan.       

214. Bertemu beliung dengan rujung.
Perlawanan yang sangat sengit, antara pemberani dengan pemberani.  

215. Bertemu ruas dengan buku.
Orang yang sangat cocok atau bertemu jodoh.    

216. Bertepuk sebelah tangan.
Cinta dan kasih yang tak terbalas.  

217. Berteras keluar bagai pimping.
Orang yang dari luar tampak baik, namun berhati busuk.

218. Bertukar beruk dengan kera.
Dua hal yang sama jeleknya.        

219. Bertukar jiwa dengan semangat.
Perihal dua orang yang berkasih-kasihan dan sama-sama menyimpan cinta di hati.    

220. Bertunjang kayu ara, bertunjang pula mali-mali.
Perihal orang yang miskin atau kecil, hendak menyamai orang besar atau kaya.        

221. Berudu besar di kubangan, buaya besar di lautan.
Tiap-tiap orang mempunyai kekuasaan dan kedudukan di tempat mereka masing-masing.    

222. Berunding dengan kartu terbuka.
Berterus terang.      

223. Berunding dengan orang pandai, seperti santan dengan tengguli. Berunding dengan orang bodoh, seperti alu pencungkil duri.
Bercakap-cakap dengan orang pandai, enak didengar dan banyak faedahnya. Sedangkan berbicara dengan orang yang bodoh, tidak ada hasilnya.      

224. Besar berudu di kubangan, besar buaya di lautan.
Tiap-tiap orang yang berkuasa mempunyai pengaruh di tempat dan bidangnya masing-masing.       

225. Besar bungkus tak berisi.
Banyak bicara tanda tak berilmu.   

226. Besar jangan disangka bapak, kecil jangan disangka anak.
Jangan terlalu cepat mengajukan suatu permintaan atau memberi nasihat kepada seseorang,  sebelum benar-benar mengetahui keadaan orang itu.       

227. Besar kapal besar gelombang.
Makin besar suatu pekerjaan yang dilakukan, makin besar pula risikonya.

228. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.
Jika penghasilan besar pengeluaran pun akan besar, tapi jika penghasilan kecil pengeluaran pun kecil.        

229. Besar pasak daripada tiang.
Besar pengeluaran daripada pendapatan.  

230. Besar periuk besar keraknya.
Besar pendapatan maka akan besar pula pengeluarannya.        

231. Besar senggulung dari beban.
Lebih besar ongkos memperbaiki dari pada harga yang diperbaiki.       

232. Besar tanaman sebab dilambuk, besar raja sebab anak buah.
Besar pangkat atau derajat seseorang karena diangkat atau dipilih oleh orang banyak.

233. Besi baik diringgiti.
Yang telah baik diperindah lagi.      

234. Betang bulat tak bersegi, pipit jantan tak bersarang.
Pergi kemanapun tidak ada yang melarang.        

235. Betapapun lurus paku, ujungnya berkelok juga.
Seseorang yang biasa melakukan perbuatan jahat, walaupun berkata-kata baik tetap saja memiliki maksud yang jahat pula.

236. Biang menanti tembuk (pecah), genting menanti putus.
Perselisihan yang telah berlarut-larut, tak dapat didamaikan lagi.

237. Biar badan penat asal hati senang.
Kalau hati senang segala pekerjaan yang susah/berat tidak akan terasa.        

238. Biar dahi berluhuk (berkubang), asal tanduk mengena.
Biarlah bersusah payah mengerjakan suatu pekerjaan, asal usaha itu memberi hasil. 

239. Biar hidup seribu tahun, tiada sembahyang apa gunanya.
Selama hidup kalau tidak dipergunakan untuk kebaikan, maka tidak ada gunanya.     

240. Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas.
Karena dituduh bersalah, lebih baik berhenti dari pekerjaan daripada dipecat.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini