Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap B {7}


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap yang Diawali dengan Huruf "B" Disertai dengan Artinya - Bagian 7 dari 8


241. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
Mengerjakan sesuatu tidak usah tergesa-gesa, asal selesai dengan baik dan hasilnya memuaskan.  

242. Biar lebur binasa selangkah berpantang surut.
Orang yang berjiwa besar, tidak akan pernah mau menyerah.   

243. Biar miskin asal cerdik, terlawan juga orang kaya.
Pengetahuan dan kepandaian itu lebih berharga daripada harta yang tidak kekal.

244. Biar nasi terbuang, asal jangan periuk pecah.
Lebih baik anak yang akan dilahirkan tidak dapat tertolong daripada ibu yang akan melahirkannya tidak selamat.       

245. Biar titik jangan tumpah.
Lebih baik rugi sedikit daripada habis semuanya.  

246. Biarpun disepuh emas lancung, kilat tembaga tampak juga.
Bagaimanapun mengubah tabiat buruk seseorang, tetap saja tabiat buruk itu akan muncul juga suatu saat.

247. Biarpun kucing pergi, pulangnya mengeong juga.
Sifat seseorang tidak akan pernah berubah, meskipun ia pergi kemanapun.    

248. Biarpun setandan bagai kelapa, namun untung berlain-lain.
Nasib seseorang tidak ada yang sama.     

249. Biasa disajak dibawa ke dulang, biasa pada awak dibawa kepada orang.
Hal buruk yang pernah dikerjakan seseorang, disangkanya orang lain suka pula berbuat yang demikian.     

250. Biawak kudung masuk kampung.
Tersesat di daerah musuh.  

251. Biduk lalu, kiambang bertaut.
Perselisihan antara keluarga tidak usah dicampuri orang lain, karena sebentar juga akan berdamai kembali.

252. Biduk satu nahkoda dua.
Dalam satu keluarga/pekerjaan, jika ada dua pemimpin pasti akan terjadi perpecahan atau pekerjaan itu tidak akan pernah beres.  

253. Biduk tiris menanti karam.
Hanya bisa menunggu nasib, karena sudah tidak punya daya upaya/tenaga lagi.        

254. Binatang tahan palu, manusia tahan kias.
Mengajar binatang harus dengan pukulan, mengajar manusia cukup dengan sindiran saja.    

255. Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut.
Hal seseorang yang bodoh, tetapi tidak mau menurut nasihat orang.    

256. Bintang di langit dapat dibilang, tapi arang dimukanya ia tak sadar.
Kesalahan orang lain dengan mudah dapat kita ketahui, tetapi kesalahan sendiri tidak disadari.        

257. Bintang gelap.
Sedang ditimpa kesusahan. 

258. Bintang terang.
Beruntung hidupnya.

259. Buah hati pengarang jantung.
Seseorang yang sangat dikasihi.    

260. Buah jatuh ke pangkalannya.
Tingkah laku orang tua sedikit banyak akan menurun ke anaknya.       

261. Buah manis berulat di dalamnya.
Kata-katanya manis tapi hatinya jahat.     

262. Buah masak tergantung tinggi, hendak dijuluk penggalah singkat, akan dipanjat batangnya licin.
Tidak mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan.   

263. Buah yang terlalu manis berulat.
Perkataan yang manis/muluk-muluk biasanya mengandung sesuatu yang tidak baik    .

264. Buaian diguncang, anak dicubit.
Orang yang mengerjakan suatu pekerjaan karena takut, hasilnya tidak akan sempurna.

265. Buang kulit tampaklah isi.
Orang yang bicaranya selalu terus terang. 

266. Buang sampah tinggal intinya.
Segala sesuatu yang baik itu yang kita pakai, yang buruk kita tinggalkan.       

267. Bukan air muara yang ditimba, sudah disauk dari hulunya.
Orang yang baik, biasanya tidak akan menjadi orang yang jahat.        

268. Bukan bersuluh batang pisang bersuluh bulan matahari bergelanggang mata orang banyak.
Suatu peristiwa yang amat terang dan jelas, cukup dengan saksi keterangannya.      

269. Bukan budak-budak makan pisang.
Orang yang tidak bisa dipermainkan.        

270. Bukan salah bunda mengandung, salah oleh badan buruk pinta.
Menyesali nasibnya yang malang.   

271. Bukannya menolong, tetapi menggolong.
Bukan menolong, malah menambah kesusahan.

272. Bukit telah tinggi, lurah telah dalam.
Telah tua dan tak kuat lagi menurutkan kemauan anak-anak muda.

273. Bulan jatuh di ribaan.
Mendapatkan keuntungan yang besar.

274. Bulan naik, matahari naik.
Mendapatkan keuntungan dari sana-sini.   

275. Bulat air di pembuluh, bulat kata di mufakat.
Telah mencapai kata mufakat setelah melalui perundingan.

276. Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat.
Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mudah karena dibicarakan terlebih dahulu.

277. Bulat telah dapat digulingkan, pipih telah dapat dilayangkan.
Putusan/mufakat yang telah ditetapkan bersama.

278. Bumi dipijak langit dijunjung.
Nasihat orang tua harus didengar dan ditaati dengan sungguh-sungguh.

279. Bumi hangus.
Hancur sama sekali. 

280. Bumi mana yang tak kena hujan?
Manusia mana yang tidak mempunyai kesalahan? Setiap orang pasti pernah berbuat salah.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini