Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap H (1)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap yang Diawali dengan Huruf "H" Disertai dengan Artinya - Bagian 1 dari 2


1. Habis adat dengan kerelaan, habis cupak karena buatan.
Kalau telah sepakat, segala kebiasaan yang telah dilakukan, boleh saja tidak diturut.  

2. Habis adat karena rela.
Adat itu bisa diubah tetapi harus dengan persetujuan lebih dulu. 

3. Habis air habislah kayu, jagung tua tak hendak masak.
Pekerjaan/usaha yang hanya mendatangkan kerugian.   

4. Habis berkelahi sial diingat.
a. Setelah pekerjaan terselesaikan, barulah teringat cara yang lebih baik untuk menyelesaikannya. b.Perihal menyesal karena melakukan sesuatu yang tidak baik.

5. Habis manis sepah dibuang.
Tidak menghargai jasa atau kebaikan seseorang. Setelah tidak dibutuhkan lagi, dibuang begitu saja.

6. Habis miang dek (karena) bergeser, habis geli dek (karena) gelitik.
Segala sesuatu yang awalnya sukar, apabila terus menerus dibiasakan, akan menjadi mudah.

7. Habis minyak sepasu, ekor anjing mau lurus.
Mengubah atau memperbaiki orang yang pada dasarnya jahat itu sangat sulit, karena apabila ada kesempatan ia akan berbuat jahat lagi.  

8. Habis umpan, kerong-kerong tak dapat.
Telah banyak uang dibelanjakan karena mengharap laba yang besar, tetapi ternyata tak ada hasilnya.

9. Habis waktu karena bang.
Melupakan hal yang lebih penting karena membicarakan hal yang sepele dengan panjang lebar.

10. Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua.
Budi baik itu tidak akan dilupakan untuk selama-lamanya.         

11. Hanya sampai di bibir saja.
Apa yang dikatakan tidak keluar dari hatinya yang paling dalam.

12. Harap pada yang ada, cemas pada yang tiada.
Orang tidak bisa sabar dalam menghadapi masalah.       

13. Harapkan anak, buta mata sebelah, harapkan teman, buta keduanya.
Setiap pekerjaan hendaklah kita sendiri memeriksanya sekalipun ada orang yang diharapkan.         

14. Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan.
Karena menghendaki untung besar, yang belum tentu akan diperoleh, keuntungan sedikit yang telah di tangan disia-siakan, sehingga akhirnya menyesal. 

15. Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan.
Karena mendengar kabar keuntungan yang lebih besar, laba yang telah di tangan disia-siakan, akhirnya menyesal.     

16. Harga ditilik pada rupa, nilai dipandang atas patut.
Meletakkan sesuatu hendaklah pada tempatnya.  

17. Hari pagi dibuang-buang, hari petang dikejar-kejar.
Karena tiada pandai membagi waktu, selalu terburu-buru dalam melakukan suatu pekerjaan.
Mengejar peluang atau kesempatan baik yang pernah diabaikan sebelumnya.

18. Harimau putung kena penjara, pelanduk kecil menolak mara.
Orang kecil itu adakalanya dapat menolong orang besar dan berkuasa. 

19. Harimau ditakuti karena giginya.
Orang ditakuti karena kekuasaannya/kedudukannya.      

20. Harimau mati meninggalkan belang.
Orang-orang pandai jika mati meninggalkan jasa.

21. Harimau memperlihatkan kuku.
Orang-orang besar memperlihatkan kebesarannya.        

22. Harimau mengaum tiada menangkap.
Orang yang marah dengan berteriak-teriak, biasanya tidak sampai memukul atau menggunakan tangannya.

23. Harimau menyembunyikan kuku.
Perihal orang kaya/pandai yang tidak suka memamerkan kekayaannya/kepandaiannya.

24. Harimau terlompat karena belangnya.
Orang-orang besar itu adakalanya rusak binasa karena memegahkan kekuasaannya. 

25. Harum manis pahit sedikit, tiga rasa dibawanya.
Seseorang yang terpuji, baik budi bahasanya, tetapi sedikit cela ada padanya. 

26. Hati bagai baling-baling.
Tidak tetap, gelisah, sebentar begini, sebentar begitu.    

27. Hati bagai pelepah, jantung bagai jantung pisang, telinga bagai telinga rawah.
Orang yang tidak bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk.      

28. Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicegah.
Perihal pembagian yang seadil-adilnya.     

29. Hati gatal, mata digaruk.
Bersungut dan merasa kesal karena tak dapat melakukan suatu maksud.       

30. Hati tak lepas, dendam tak sudah.
Tidak pernah puas dengan apa yang diperoleh.    

31. Haus bagai mendapat air, lapar seperti beroleh nasi.
Perihal mendapatkan sesuatu yang sangat diharapkan.   

32. Hawa berpantang kerendahan, nafsu berpantang kekurangan.
Hawa nafsu harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Jika orang tidak bisa menahan hawa nafsunya, maka celakalah dia.

33. Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai.
Jika ingin kaya, berhematlah dan jika ingin pandai, rajinlah belajar.      

34. Hemat pangkal kaya, sia-sia utang tumbuh.
Jika hendak kaya haruslah hemat, dan kalau boros pastilah berhutang. 

35. Hendak kaya berdikit-dikit, hendak mulia bertabur urai.
Jika hendak kaya, haruslah hemat, dan jika hendak mulia serta ternama, jangan sayang pada uang hendaklah suka memberi dan menolong orang yang kesusahan.     

36. Hendak menggaruk tiada berkuku.
Punya banyak keinginan tetapi modal tidak ada.   

37. Hendak mulia hinakan diri.
Jika hendak mulia, janganlah kita berlaku sombong dan angkuh.

38. Hendak panjang terlalu patah.
Perihal orang yang suka meninggi-ninggikan dirinya, sesekali akan jatuh terperosok.  

39. Hendak terbang tiada sayap, hendak hinggap tiada berkaki.
Keinginan yang tidak dapat tercapai karena tidak memiliki sarana yang dibutuhkan.

40. Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semua.
Semufakat dan sehati serta sehidup semati.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini