Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap D (2)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap yang Diawali dengan Huruf "D" Disertai dengan Artinya - Bagian 2 dari 3


41. Di mana harus menjemur, jika tidak di panas matahari.
Ke mana harus meminta jika tidak kepada orang yang dapat memberi.

42. Di mana kubangan yang tidak berkatak?
Tiap-tiap tempat itu ada kekurangan atau celanya.

43. Di mana kutu makan kalau tidak di kepala.
Sudah sewajarnya jika seorang anak meminta kepada orang tuanya, orang miskin meminta pada yang kaya, orang yang bodoh bertanya pada yang pintar.     

44. Di mana tanah yang dingin, di sanalah banyak cacing.
Di tempat yang banyak mata pencaharian, maka banyak pula orang ke sana mencari rezekinya.     

45. Di mana tembilang terhentak, di sana tanaman tumbuh.
Di mana perkara terjadi, di situ pula diselesaikan.

46. Di rumah beraja-raja, di rimba berberuk-beruk.
Berbuat sesuatu, hendaklah menurut keadaan tempatnya.        

47. Di tempat tiada lang, kata belakang: akulah lang.
Jika dalam suatu negeri tidak ada orang yang pandai, maka si bodoh mengaku dirinya pandai.        

48. Diam-diam ubi, berisi.
Orang cerdik pandai berlaku sebagai orang bodoh.         

49. Diam di bandar tak meniru, diam di laut asin tidak.
Hal seseorang yang lama tinggal di negeri yang ramai, akan tetapi masih bodoh.       

50. Diambil pati dibuang ampas.
Diambil yang penting saja.  

51. Dianjungkan seperti payung, ditambakkan seperti kasur.
Perihal sesuatu yang sangat dimuliakan.   

52. Dibakar tak hangus.
Orang yang kikir.

53. Dibalik-balik bagai memanggang.
Sebelum memutuskan suatu perkara sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu, supaya tidak menyesal di kemudian hari.   

54. Diberi berpadang luas, diberi bertali panjang.
Perihal mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya.  

55. Diberi betis hendak paha, diberi bahu hendak kepala.
Perihal orang yang tamak; diberi sedikit tapi minta banyak.       

56. Diberkah menampar pipi, dibakar melilit puntung.
Orang yang hina itu selalu membalas dengan berbagai jalan, atas sesuatu perbuatan orang yang menyakitinya.         

57. Dibumihanguskan.
Dihancurkan tanpa ada sisa.

58. Dicoba-coba menanam mumbang, untung-untung jadi kelapa.
Mencoba-coba mengerjakan sesuatu walaupun besar kemungkinan tidak akan berhasil.

59. Dicubit paha kiri, paha kanan merasa sakit.
Apabila salah seorang anggota keluarga menderita, anggota keluarga yang lainnya pun turut merasakan penderitaan tersebut.         

60. Dicubit paha, seluruh badan terasa sakit.
Apabila salah seorang anggota keluarga menderita, anggota keluarga yang lainnya pun turut merasakan penderitaan tersebut.         

61. Didengar ada, dipakai tidak.
Orang yang tidak pernah mau menuruti nasihat dari orang tua.  

62. Digenggam sebagai bara, terasa hangat dilepaskan.
Mengerjakan pekerjaan dengan setengah-setengah terasa berat ditinggalkan. 

63. Digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang.
Sulit menentukan pilihan, karena sama-sama merugikan.

64. Di hulunya keruh di muaranya pun keruh.
Jika dari awal sudah berbuat kesalahan, seterusnya akan tetap salah.  

65. Diidam seperti babi.
Musuh itu selalu dicari untuk dibinasakan.

66. Dijolok dahulu maka jatuh.
Diminta dahulu, baru diberi. 

67. Dijual sayak, dibeli tempurung.
Yang hilang sama dengan penggantinya.   

68. Dilempar dengan pisang, dibalas dengan tahi.
Kebaikan dibalas dengan kejahatan.         

69. Dilepas tetapi dipegang ekor.
Memberi kepercayaan tapi dengan setengah hati. 

70. Dilihat rupa, dimakan rasa.
Sesuatu yang telah dibuktikan.      

71. Dilontar pohon dengan batu, ia melontar dengan buahnya.
Orang yang berilmu itu selalu membalas kejahatan dengan kebaikan.   

72. Dimabuk bayang-bayang.
Tergila-gila dengan sesuatu yang tak mungkin bisa dicapai.       

73. Di mana api padam, di sanalah puntung tercampak.
Di daerah mana ia meninggal, di situlah ia dikuburkan.    

74. Di mana buah masak, di situ burung banyak tampil.
Di mana ada rezeki, di situ banyak orang berdatangan.

75. Di mana bunga kembang, di situ banyak kumbang.
Di mana ada gadis cantik, banyak pemuda yang datang. 

76. Di mana cendawan tumbuh, di situ tembilang terentak.
Di mana masalah atau perkara timbul, di situlah jalan keluarnya.

77. Di mana kayu bengkok, di sana musang meniti.
Di tempat yang tidak terjaga, di situlah pencuri akan melakukan kejahatannya.         

78. Di mana lalang habis, di situ api padam.
Hidup mati seseorang tidak dapat ditentukan, jika sudah waktunya di mana pun dan kapan pun saja kita bisa mati.

79. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.
Menaati adat istiadat yang berlaku di mana saja kita tinggal.     

80. Di mana tumbuh disiangi.
Memeriksa suatu perkara setelah terjadi perselisihan.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini