Labels

Peribahasa Indonesia Lengkap S (2)


Kumpulan Peribahasa Indonesia Lengkap + Artinya yang Diawali dengan Huruf "S" - Bagian 2 dari 7


41. Sehabis ikhtiar baru tawakal.
Jika sudah berusaha dengan sungguh-sungguh tetap gagal, barulah menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

42. Sehabis kelahi baru teringat silat.
Setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, baru ingat cara mengerjakan yang lebih baik.

43. Sehari selembar benang, lama-lama sehelai kain.
Pekerjaan sesulit apa pun, jika diselesaikan dengan kesabaran, pasti akan berhasil juga.

44. Sehari-hari pegang pendayung pulau dituju jauh juga.
Setelah lama berusaha mengerjakan sekuat tenaga, tetapi yang dicita-citakan belum tercapai juga.

45. Seiring bertukar jalan, seia bertukar sebut.
Perkataan yang tidak sama, tetapi maksudnya tetap sama.      

46. Sekain sebaju, selauk senasi.
Sahabat yang sangat akrab sekali. 

47. Sekali air banjir, sekali tepian berubah.
Setiap kali ada pergantian pimpinan, berganti pula caranya memerintah.

48. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu.
Tertipu itu hendaknya sekali saja, karena untuk yang kedua kalinya kita sudah tahu sehingga lebih berhati-hati.         

49. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya.
Sekali saja ketahuan perangai yang tak baik, selamanya orang tidak akan percaya lagi.

50. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam waktu yang sama.    

51. Sekapal digunungkan, setitik dilautkan.
Pemberian orang walau sedikit haruslah dihargai atau dijunjung tinggi.  

52. Sekapal menjadi gunung, setitik menjadi laut.
Petuah atau nasihat walau sedikit pasti ada manfaatnya.

53. Sekebat bagai sirih, serumpun bagai serai.
Sepakat, seia sekata.         

54. Sekerat ular sekerat belut.
Perihal seseorang yang sulit dipercayai, karena tidak tetap pendiriannya.        

55. Selama air hilir, selama gagak hitam.
Kiasan terhadap sesuatu hal yang selama-lamanya, misalnya dendam yang terus menerus.  

56. Selama enggang mengeram.
Sangat lama sekali.  

57. Selama hayat dikandung badan.
Selama kita masih hidup.    

58. Selama-lamanya hujan akan panas juga.
Sehabis mendapat kesusahan atau kesulitan akan datang juga kebahagiaan atau kesenangan.        

59. Selangkah berpantang surut, setapak berpantang mundur.
Pantang menyerah, berani menempuh bahaya.    

60. Selapik ketiduran, sebantal ketiduran.
Sahabat karib.        

61. Selapik seketiduran, sebantal sekalang hulu.
Bersahabat karib.    

62. Selembab-lembab puntung di dapur, ditiup menyala juga.
Segala sesuatu yang dilakukan secara sungguh-sungguh akan mendatangkan hasil.    

63. Selera bagai cetus api.
Rakus, sebentar-sebentar hendak makan.

64. Seligi tajam bertimbal, ujung pangkal mengena.
Perihal seseorang yang memiliki dua mata pencaharian.

65. Semahal-mahal gading kalau patah tiada berharga.
Semulia apa pun orang kalau sudah berbuat kesalahan, tidak akan dipandang oleh orang lagi.

66. Semangatnya berapi-api.
Kemauannya sangat besar. 

67. Semanis-manis gula, ada pasir di dalamya.
Orang yang kata-katanya manis biasanya mengandung tipu muslihat.   

68. Sembahyang diberi waktu, janji diberi berketika.
Melakukan sesuatu tetap ada batasnya, jangan berlebihan karena dapat menyusahkan diri sendiri.  

69. Sembahyang mencari akal, rukuk mencari kira-kira.
Kelihatannya seperti orang taat beribadah, padahal suka melakukan perbuatan terlarang.     

70. Sementara ada jangan dimakan, sudah tak ada baru dimakan.
Selagi ada rezeki hendaklah berhemat dan ditabung, supaya kalau tidak ada pendapatan lagi, tabungan dapat dipergunakan.

71. Senduk dengan periuk adakalanya berantuk.
Serukun-rukunnya keluarga, biasanya terjadi juga perselisihan walaupun lekas pula rujuk kembali.  

72. Sengsara membawa nikmat.
Orang yang sering menderita kesusahan, suatu saat pasti akan mendapatkan kebahagiaan.  

73. Seorang makan cempedak, semua kena getahnya.
Seorang berbuat salah, semua beroleh nama yang tidak baik.   

74. Seorang makan nangka, semua kena getahnya.
Karena kesalahan seorang, semua kena akibatnya.        

75. Sepandai-pandai membungkus yang busuk, akan berbau juga.
Sepandai-pandainya kita merahasiakan sesuatu yang jahat, akhirnya akan ketahuan juga.    

76. Sepandai-pandai mencencang, landasan juga yang akan habis.
Sebaik apapun orang meminta/menumpang, pasti akan merugikan orang yang ditumpangi.   

77. Sepandai-pandai tupai melompat, sesekali akan jatuh juga.
Sepintar-pintarnya seseorang pasti akan berbuat kekeliruan juga.        

78. Sepantun elang dengan ayam, lambat laun disambar juga.
Orangtua harus bisa menjaga anak gadisnya, jika dibiarkan bergaul dengan bujang, maka akibatnya tidak akan baik.  

79. Seperti abu di atas tunggul.
Perihal seseorang yang tidak mempunyai kekuasaan dalam suatu pekerjaan, kalau berbuat salah mudah saja untuk diberhentikan.

80. Seperti air dalam kolam.

Orang yang mempunyai sikap dan perilaku yang tenang.


No comments :

Lihat Juga Kumpulan Peribahasa Berikut ini